Pengelolaan Sampah
Sampah
adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik
berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak
terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang ke lingkungan).
Sampah
yang biasanya di hasilkan sekolah kebanyakan adalah sampah kering dan sedikit
basah. Sampah kering yang di hasilkan berupa kertas hasil dari tulis menulis,
plastik pembungkus jajanan, kemasan barang dan sedikit logam. Sedangkan sampah
basah berasal dari dedaunan pohon, ranting, potongan rumput taman dan sisa
makanan.
Penggolongan
sampah berdasarkan sumbernya:
1. Sampah rumah tangga
Berasal
dari pembuangan sisa makanan rumah tangga, baik sampah yang dapat didaur ulang
dan yang tidak dapat didaur ulang.
2. Sampah komersial
Berasal
dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan,
penginapan, bengkel, kios, dan pendidikan.
3. Sampah
bangunan
Berasal
dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembingkaran suatu bangunan
seperti semen, kayu, batu bata, dan genteng.
4. Sampah
fasilitas umum
Sampah
yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis
sampah ini adalah daun, ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, dan debu.
Penggolongan sampah berdasarkan jenisnya:
1. Sampah organik (bersifat degradabel)
Sampah
organik merupakan sampah yang dapat diurai oleh hewan mikro organisme. Sampah
organik pada umumnya berupa bangkai hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang
pada umumnya dapat di urai secara cepat, dan tanpa merusak lingkungan
disekitarnya.
a. Sampah organik basah
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup
tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
b. Sampah organik kering
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik
lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atauranting pohon, dan dedaunan kering.
2. Sampah anorganik (non degradabel)
Sampah anoragnik merupakan sampah yang tidak dapat diurai
oleh bakteri atau hewan mikro organisme. Sampah anorganik dapat berupa plastik,
kaca, dan logam. Pada umumnya sampah anorganik hanya sebagian yang dimamfaatkan
oleh masyarakat seperti plastik dan logam.
Akibat sampah yang bertumpuk:
1. Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok. Ini
akan menjadi tempat yang subur bagi organisme patogen yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Juga merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya.
Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.
2. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan
berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan
pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.
3. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat
saluran drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.
4. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat
yang luas, tertutup dan jauh dari pemukiman.
Sampah yang ada di sekitar sekolah perlu
dikelola agar tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah dapat berupa:
1.
Pemilahan
yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan
ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
2.
Pembuatan pupuk Organik
Pencegahan
dan pengurangan sampah dari dari sumbernya. Kegiatan ini di mulai dengan
kegiatan pemilahan atau pemisahan organik dan anorganik, dengan menyediakan
tempat sampah organik dan anorganik di setiap kawasan sekolah.
Pemanfaatan
sampah organik, seperti komposting ( pengomposan ) sampah yang mudah
membusuk dapat di ubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan. Selain ramah
lingkungan pupuk kompos juga sangat mudah di praktekan siswa di sekolah maupun
di rumah. Selain mudah membuatnya pupuk kompos juga hemat biaya dalam
pembuatanya. Tujuan pembuatan pupuk kompos yaitu agar siswa mengerti bagaimana
cara mengolah sampah Organik dan Anorganik dengan benar. Pupuk kompos sangat
baik untuk menambah unsur hara tanah sehingga dapat menambah kesuburuan tanah,
mempertinggi kemampuan menahan air dalam tanah, memperbaiki tata ruang udara di
dalam tanah dan mempertinggi daya ikat tanah terhadap unsur hara tanaman
sehingga memberikan kesuburan pada tanaman.
Dalam
pembuatan pupuk kompos terdapat beberapa macam cara, yaitu:
a. Pembuatan Pupuk
Kompos secara alami
Cara
ini di lakukan dengan cara menimbun sampah tumbuhan secara bertahap ke dalam
lubang berukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 meter. Kemudian di lapisi dengan kotoran hewan
serta di taburi sedikit abu dan kapur. Kemudian di atasnya tambah lagi lapisan
sampah tumbuhan lalu di tutup dengan kotoran hewan dan seterusnya sehingga
menjadi rata dengan tanah. Timbunan sampah tersebut harus lembab tetapi tidak
boleh terlalu basah dalam jangka waktu 2-3 bulan. Apabila sampah tersebut sudah
menyusut hingga sepersepuluh dari ukuran semula, maka sampah tersebut
sudah menjadi pupuk kompos.
b. Pembuatan pupuk
kompos dengan bantuan Mikroba
Pembuatan
pupuk kompos dengan bantuan Mikroba sangat mudah yaitu dengan cara
memfermentasikan sampah Organik seperti kotoran hewan/manusia, jerami, sekam
padi, dedak/katul halus, rumput-rumputan, daun-daunan, sampah rumah tangga dan
lain sebagainya. Dan biasa disebut Pupuk Kandang.
Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga. Bahan dan peralatan yang digunakan adalah:
1)
Ember atau drum
plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang dengan kapasitas minimum 100 kg.
2)
Bioaktivator cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob). Bahan baku sampah
organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi).
Cara membuat:
1)
Cacah bahan baku
hingga berukuran 2-5 cm.
3)
Siram dengan air
hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan
(50-60%), langsung masukkan ke dalam drum plastik.
5) Pada hari ketiga
atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik.
Selain pembuatan kompos dengan menggunakan
drum, pembuatan kompos dapat melalui proses pembuatan kompos aktif ekspres (24 jam). Bahan yang
diperlukan adalah:
1)
Jerami kering,
daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan
organik apa saja yang dapat difermentasi (20 bagian).
2)
Kompos yang sudah
jadi (2 bagian).
5) Air disesuaikan dengan dosis (20 liter).
Cara membuat:
1)
Cacah atau giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak dan
kompos yang sudah jadi.
2)
Larutkan Dectro ke dalam air.
3)
Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku
sampai kadar airnya mencapai 45-50%.
4)
Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 30-35 cm, lalu
tutup menggunakan karung goni.
Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
Pengelolaan sampah organik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan
kekurangan tersebut adalah:
a. Kelebihan
mengolah sampah organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan
kompos menggunakan sampah rumah tangga.
2)
mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar
tempat tinggal.
Menyelamatkan lingkungan dari
kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.
b. Kekurangan
mengolah sampah organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk
siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah. Adapun
kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat
dalam skala besar. Oleh karena
itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.
3.
Pemanfaatan sampah Anorganik
Sampah
atau limbah yang kita hasilkan setiap hari, biasanya kita buang begitu saja
tanpa kita pilah-pilah. Hal ini mungkin karena tidak tahu atau mungkin tidak
mau tahu bahwa sampah tersebut dapat kita pilah-pilah menjadi limbah Organik
dan Anoorganik yang dapat kita manfaatkan menjadi barang yang berguna.
Limbah
Anorganik adalah limbah yang bukan berasal dari makhluk hidup. Limbah Anorganik
ini memerlukan waktu yang lama bahkan tidak dapat terdegadrasi secara alami.
Beberapa limbah Anorganik diantaranya kaleng, plastik , styrofoam dan bahan
pecah belah lainya. Salah satu yang dapat kita lakukan dalam sampah
Anorganik adalah mendaur ulang (Recycle). Daur ulang
merupakan upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah tidak di pakai agar
dapat di manfaatkan kembali.
Proses
pengolahan sampah atau limbah anorganik, sampah anorganik dibedakan menjadi 4 bagian:
a.
Limbah Plastik
Limbah plastik
biasa di gunakan sebagai pembungkus barang. Plastik juga biasa digunakan
sebagai perabotan rumah tangga. Keunggulan barang-barang yang terbuat dari
plastik yaitu tidak berkarat dan tahan lama. Sebagai contoh teman-teman coba
kubur sampah plastik selama beberapa bulan, kemudian gali lagi penutup tanahnya
dan lihat dapat dipastikan sampah tersebut akan tetap utuh. Salah satu cara
yaitu dengan cara mendaur ulang menjadi barang yang bermanfaat lagi pastinya.
Seperti contoh
misalnya ember plastik bekas yang dapat di daur ulang kembali menjadi sendok
plastik, tempat sampah, gayung dan pot bunga. Plastik dari bekas bungkus
makanan dapat kita olah lagi menjadi kerajinan yaitu dompet, tas laptop,
sandal, payung dan tas belanja. Sampah botol bisa kita manfaatkan juga menjadi
mainan anak-anak seperti contohnya kapal-kapalan, mobil-mobilan dan sebagainya.
b.
Limbah Logam
Sampah atau limbah
dari Logam seperti besi, kaleng, alumunium dan lain sebagainya dapat di temukan
dengan mudah di sekitar lingkungan kita. Sampah dari bahan kaleng biasanya yang
paling banyak kita temukan dan yang paling mudah di manfaatkan dan menjadi
barang kerajinan yang bermanfaat. Sebagai contoh sederhana saja yaitu dengan
pengolahan menjadi tempat sampah drum , vas bunga , gantungan kunci, celengan
dan gift box.
c.
Limbah Gelas atau Kaca
Limbah gelas atau
kaca yang sudah pecah dapat di daur ulang kembali menjadi barang-barang semula
atau menjadi barang lain seperti botol yang baru, Vas bunga, Cendera mata dan
hiasan-hiasan lainya yang memiliki nilai artistik dan ekonomis.
d.
Limbah kertas
Sampah kertas
kelihatanya memang mudah hancur dan tidak berbahaya seperti plastik. Namun yang
namanya sampah pasti menimbulkan masalah jika di biarkan begitu saja. Seperti
contohnya kertas yang berserakan di dalam kelas pasti akan menimbulkan rasa
ketidaknyamanan dalam proses pembelajaran. Sebagai pengolahannya limbah kertas
dapat di manfaatkan menjadi kotak hiasan, sampul buku, bingkai photo, tempat
pensil dan lain sebagainya.
4. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R
a. Reduce berarti
kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Reduce
juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu”
butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah
pengurangan kebutuhan. Kurangi juga penggunaan kertas tissue dengan sapu
tangan, kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum
mencetak agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya.
Contoh kegiatan reduce sehari-hari:
1) Memilih produk dengan
kemasan yang dapat didaur ulang.
2) Hindari memakai dan
membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
3) Menggunakan produk
yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang
kembali).
4) Mengurangi penggunaan
bahan sekali pakai.
5) Menggunakan email
(surat elektronik) untuk berkirim surat
b. Reuse sendiri
berarti pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju bekas anda ke
yatim piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang kekecilan pada
adik atau saudara anda, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan
dipakai masih bagus dan bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
1) Memilih wadah, kantong
atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya,
menggunakan sapu tangan dari pada menggunakan tissu, menggunakan tas belanja
dari kain dari pada menggunakan kantong plastik.
2) Menggunakan alat-alat
penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
3) Menggunakan sisi
kertas yang masih kosong untuk menulis.
c. Recycle adalah
mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang sampah organik di rumah
anda, menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun sebagai pot
tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur
ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah
yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya
lebih banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan
menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah.
Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
1) Memilih produk dan
kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
2) Mengolah sampah kertas
menjadi kertas atau karton kembali.
3) Melakukan pengolahan
sampah organik menjadi kompos.
4) Lakukan pengolahan
sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai
jual.
5.
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani
dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang
telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
mari kita wujudkan bersama :)
BalasHapus